I.
PENGANTAR
A. Pengertian
Manajemen
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang
bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Kaitannya
dengan psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu
psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari
ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang
berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia
seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik
dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk
produktivitas perusahaan.
B. Pengertian
Organisasi
Pengertian organisasi merupakan sekumpulan
orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian
tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
II.
KOMUNIKASI
A. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
B. Dimensi
Komunikasi
·
Dimensi Isi
Lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan
informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang
jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi
menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
·
Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi
dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah
merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal
balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang
memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga
terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
·
Dimensi Jaringan
Biasanya kita berpikir bahwa
percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam
itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang
dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat
berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D.
·
Dimensi Kebisingan
Kita dapat menjumpai suara saluran
seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk
mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya
suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain,
sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak
memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A
memahaminya.
III. MEMPENGARUHI PERILAKU
A.
Definisi Perilaku
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”.
Peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan,
kelakuan, cara menjalankan. . Belajar dapat didefinisikan sebagai satu proses
dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yakni :
Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yakni :
1)
Perilaku yang
alami (innate behaviour), yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan
yang berupa refleks-refleks dan insting-insting.
2)
Perilaku operan
(operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.
Pada manusia, perilaku operan atau psikologis
inilah yang dominan. Sebagian terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang
dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang dikendalikan oleh pusat
kesadaran atau otak (kognitif). Timbulnya perilaku (yang dapat diamati)
merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang, yakni :
1)
Daya seseorang
yang cenderung untuk mengulangi pengalaman yang enak dan cenderung untuk
menghindari pengalaman yang tidak enak (disebut conditioning dari Pavlov &
Fragmatisme dari James);
2)
Daya rangsangan
(stimulasi) terhadap seseorang yang ditanggapi, dikenal dengan
“stimulus-respons theory” dari Skinner;
3)
Daya individual
yang sudah ada dalam diri seseorang atau kemandirian (Gestalt Theory dari
Kohler).
Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang
terhadap lingkungannya. Dari batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat
diuraikan bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi 2,
yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkret) dan dalam bentuk aktif
dengan tindakan nyata atau (konkret)
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu pula
Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu pula
Proses pembentukan dan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri,
antara lain susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, emosi dan belajar.
Susunan syaraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena
perilaku merupakan perpindahan dari rangsangan yang masuk ke respon yang
dihasilkan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan syaraf pusat dengan
unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi dalam
impuls-impuls syaraf. Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi ini adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra
pendengaran, penciuman dan sebagainya.
B.
Kunci-Kunci Perubahan Perilaku
Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Oleh karena itu kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini P2KP memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat dengan mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (perilaku), yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Paradigma P2KP bahwa masyarakat memiliki banyak tambang potensi sumber daya dan orang-orang berkualitas, jujur, dan dapat dipercaya, adalah idealisme yang harus diimplementasikan. Karena dengan menggali dan membuka peluang munculnya orang-orang jujur dan dapat dipercaya akan lebih menjamin kemajuan masyarakat. (Arul Syach, KMW IX P2KP-2 Sulawesi Tenggara;Nina/Reza).
Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Oleh karena itu kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini P2KP memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat dengan mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (perilaku), yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Paradigma P2KP bahwa masyarakat memiliki banyak tambang potensi sumber daya dan orang-orang berkualitas, jujur, dan dapat dipercaya, adalah idealisme yang harus diimplementasikan. Karena dengan menggali dan membuka peluang munculnya orang-orang jujur dan dapat dipercaya akan lebih menjamin kemajuan masyarakat. (Arul Syach, KMW IX P2KP-2 Sulawesi Tenggara;Nina/Reza).
C.
Model-model dalam mempengaruhi perilaku orang
lain dan peranannya dalam psikologi manajemen
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar
Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang
menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi
orang lain, yaitu;
1.
Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi
data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2.
Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan
menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3.
Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang
dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas
sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter,
kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah
begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai
kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner
(2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi
persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih
berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1.
Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi
sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2.
Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan
bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang
diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam
berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi
masyarakat untuk mencegah DBD.
3.
Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi
yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan
karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan
bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4.
Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang
mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat
efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada
loe nggak rame…”.
Namun keempat pendekatan tersebut dapat
dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
D.
Wewenang dan Peranan Wewenang dalam Psikologi
Manajemen
Wewenang merupakan kemampuan yang diterima
untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
1.
Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan
melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang
kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai
rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2.
Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh
satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi,
atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh
orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner,
metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
Sumber: