judul materi : pekerjaan dan waktu luang dan self- directed changes
tugas ke : 4
nama : Restu Rachmawati
kelas : 2PA16
npm : 17513443
A. PEKERJAAN DAN WAKTU
LUANG
Kebanyakan dari kita menghabiskan
40th hidup kita untuk bekerja. Tapi bagaimana perasaan kita terhadap
pekerjaan kita. Bagaimana pekerjaan mempengaruhi kita?
Setelah mengajuka penawaran tersebut kepada
orang-orang di seluruh negeri. Studs Terket menyimpulkan bahwa “suatu
yang kita sebut biasa iu mempengaruhi nilai pribadi seseorang-atau lebih sering
kekurang dalam pekerjaan yang mereka lakukan baik atau buruk, itu tampak
seperti pekerjaan bagian pusat dari kehidupan kita dan membantu kita memutuskan
apa perasaan kita sendiri.
Bab ini memeriksa beberapa perubahaan sikap
terhadap pekerjaan. Proses dalam memilih sebuah pekerjaan dan yang terpenting
dalam menemukan pekerjaan yang cocok dengan minat dan bakat. Kepuasan kerja
menuntut perempuan untuk bekerja dan pengaruh dari pekerjaan itu sendiri sama
pentingnya dengan waktu luang.
I. Mengubah
Sikap Terhadap Pekerjaan
Bagi Para pengemuka agama terdahulu,
bekerja tidak hanya penting untuk bertahan hidup tapi juga sebuah kebijakan
tersendiri untuk melanjutkan pembentukan sikap kita. Etika bekerja orang
Amerika ini juga tertanam sangat dalam pada nilai kebudayaan yang kita ambil
sebagai jaminan. Kebanyakan dari tema pokok pada etika pekerjaan adalah seperti
yang digambarkan yang lebih awal dikenal oleh Daniel Yankelovich. Satu-satunya
gagasan yang menjadikan seorang “Penyedia yang baik” adalah karakteristik yang
paling penting sebagai “pria sejati”. Tema lain yaitu hidup “ berdiri dengan
kedua kaki kita sendiri”. Bekerja mendatangkan uang, kebebasan dan kecemasan.
Tema yang lain adalah kerja keras menuntun kepada keberhasilan dengan imbalam
memiliki rumah kita sendiri. Membangun sebuah keluarga dan menikmati setiap hal
yang indah di hidup kita. Ada juga tema tentang kehormatan diri sendiri. Kita
masih merasakan penilaian pribadi kita terhubung dengan apa yang kita capai di
dunia pekerjaan. Untuk bekerja pada sesuatu dan melakukannya dengan baik
membuat kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri.
Pada waktu yang bersamaan sikap orang
terhadap pekerjaan berubah. Masyarakan setuap hari berharap banyak dari
pekerjaan mereka daripada menjalani hidup yang sederhana. Pada kasus hirarki
kebutuhan Abraham Maslow, bekerja adalah kebutuhan dasar manusia. Seperti
pekerjaan yang aman. Gaji yang memuaskan dan keamanan da;am bekerja. Mereka
menjadi lebih sadar akah kebutuhan yang lebih tinggi sebagai resiko. Kita
memberih perhatian lebih kepada kepuasaan psikologis dalam pekerjaan, khususnya
pekerjaan yang menarik dan terpenuhi.
Definisikan Nilai Pekerjaan
Pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan pada manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Sehubungan dengan kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk menyukai pekerjaan.
Pandangan yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang, misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum” atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
Pandangan konservatif menyatakan bahwa kerja jasmaniah itu adalah bentuk hukaman yang di timpakan pada manusia sebagai akibat dari dosa-dosanya; sehingga orang yang berakal sehat harus bekerja giat untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarganya. Sehubungan dengan kondisi pekerjaan, di pikirkan untuk mengadakan perbaikab-perbaikan terhadap kondisi-kondisi kerja yang mendorong orang untuk menyukai pekerjaan.
Pandangan yang menyatakan bahwa kebanyakan orang tidak menyukai pekerjaan, sudah banyak mengalami modfikasi pada zaman modern sekarang. Di akui bahwa banyak orang, misalnya buruh profesional, para ahli, seniman-seniman dan juru-juru yang mempunyai keahlian tinggi – bersungguh-sungguh mencitai pekerjaannya. Sedang insentif dan satu-satunya motivasi kerjanya mungkin berupa “kesejahteraan umum” atau rasa puas-bangga, atau aktivitas keja itu sendiri.
Apa yang di Cari Dalam Pekerjaan
Kita mungkin berkata bahwa apa yang orang
cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan
ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah
consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap
para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua
frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan
kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat
dari pada pekerja. Diikuti dengan 2 tambahan jawaban dalam melakukan pekerjaan
yang berarti disebut sebagai “kesempatan untuk menggunakan pikiran anda” dan “
hasil kerja yang anda bisa lihat”- memberikan 65-62% dari masing-masing
pendapat para pekerja. Sementara upah yang bagus berada di urutan ke-5 dari
peringkat “ yang diberikan oleh 62% pekerja). Pekerja berkerah-biru member
banyak tekanan pada uang. Dan para professional member sedikit tekanan pada
uang, dengan pekerja berkerah-putih berada diantara keduanya.
tetapi untuk saat ini jika di ambil survei,
kebanyakan hasilnya seperti di bawah ini :
• Menafkahi keluarga
• Mencari pengalaman
• Mengasah keahlian dan ketrampilan
• Mencari status untuk mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat
• Mencari kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu
• Menafkahi keluarga
• Mencari pengalaman
• Mengasah keahlian dan ketrampilan
• Mencari status untuk mengikat seseorang pada individu lain serta masyarakat
• Mencari kesenangan dan arti tersendiri bagi kehidupan seorang individu
Fungsi Psikologis Dari Pekerjaan
Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang saling mendukung.
Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.
Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat sebagai suatu sistem yang saling mendukung.
Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana, namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.
II. PROSES DALAM MEMILIH
PEKERJAAN
Seorang individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. Sebelum di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak perusahaan. ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes (wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan
Seorang individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau dan mampu untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhannya. Sebelum di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, para calon tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga kerja yang memang benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari oleh pihak perusahaan. ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
1. Tahap penyerahan surat lamaran
2. Tahap wawancara awal
3. Tahap ujian psikotes (wawancara)
4. Tahap penilaian akhir
5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir.
6. Tahap penerimaan
Fase-Fase Dalam Memilih Pekerjaan
Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase usia selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase usia selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi tugas perkembangan yang utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
III. Memilih Pekerjaan yang Cocok
Memilih pekerjaan yang tepat memang perlu proses, bukan hanya disandarkan akan adanya peluang tapi juga berdasarkan kemampuan dan bakat yang anda miliki.
Salah satu cara untuk memilih pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan kepribadian. Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih pekerjaan yang cocok untuk anda :
Memilih pekerjaan yang tepat memang perlu proses, bukan hanya disandarkan akan adanya peluang tapi juga berdasarkan kemampuan dan bakat yang anda miliki.
Salah satu cara untuk memilih pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan kepribadian. Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih pekerjaan yang cocok untuk anda :
Konvensional yaitu memiliki kepribadian
yang menyukai dengan aturan, prosedur tetap, jadwal, instruksi ketimbang harus
berfikir dengan ide kreatif. Pekerjaan yang tepat untuk pribadi konvensional
ini adalah akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan,
dan penulis teknis.
Realistik adalah orang yang menyukai hasil
akhir, menyukai persoalan dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang
bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan.
Pekerjaan yang baik untuk tipe realistik adalah ahli elektro, ahli nuklir,
dokter gigi, dan ahli kunci.
Sosialis yaitu orang yang senang dengan
kegiatan sosial membantu penderitaan orang banyak. Mereka pandai berkomunikasi,
bekerjasama dengan team dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pekerjaan bagus adalah pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa,
guru, relawan dan motivator.
Penyelidik merupakan orang yang senang
bekerja sendiri, menyelidiki sesuatu, menggunakan logika, menyelesaikan masalah
dan misteri, menyatukan masalah yang tercerai, presisi, dan ilmu pasti. Profesi
yang tepat yaitu analis sistem komputer, optometris, profesor ilmu alam,
insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
Wirausahawan yaitu orang yang pandai
melihat peluang dan berani mengubahnya untuk suatu keuntungan. Pribadi
wirausaha selalu action apabila melihat peluang dan merekapun memiliki
kemampuan memimpin dan mengorganisir sumberdaya. Pekerjaan yang cocok adalah
agen sales di advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur
program, sales manager dan pastinya membuat usaha sukses sendiri.
A. Karakteristik Pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih
ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah
sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga.
Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih
bijaksanadalam mengambil keputusan.
Apa yang paling membuat anda tertarik.data
atau sesuatu?pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan
Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba
temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik
kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa
pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai?tidak peduli
berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa
masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak
hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang
yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya
beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada
menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan
bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah
menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang
obat-obatan.teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971).
Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan
yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
Mungkin kalian pernah mendengar seseorang
mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya ,
kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat
ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell
Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi
awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang
berdasarkan jenis kelamin.hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka
dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu
dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda.
Apakah tes ketertarikan tersebut membantu
anda membuat keputusan yang tepat pada pemilihan kerja? Semua tergantung
dari bagaimana kita menggunakanya. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut
sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi,maka jawabanya akan
negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil tersebut sebagai sebuah
sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat
sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang
menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan
bersikeras atay keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa
memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak factor
subjektif terlibat didalamnya. Tapi sudah itemukan bahwa apa yang membuat
berhasil biasanya mendemonstrasikan lebih tinggin daripada rata-rata skor
ketertarikan,sementara siapa yang akan keluar nanti biasanya lebih rendah
daripada rata-rata skor(Shertzer,1981)
B. Karakteristik Pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi
ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari
pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari
20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah.
Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak
digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational
Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah
percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar
keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok
menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang
kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker,
dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu
memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai
menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk
menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John
Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning.Yang mana dapat
dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang
pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan
dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian
bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah
kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian
menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling
menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian
mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan
yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed
searchlebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.
IV. Waktu Luang
Tidak ada yang suka bekerja sepanjang
waktu. Sebagian besar dari kita menginginkan pergi ke sendiri dan dengan
keluarga kita. Istilah tradisional yang digunakan untuk waktu tidak bekerja
seperti itu liburan, secara harfiah berarti “waktu off bekerja atau tugas.”
Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita memiliki waktu luang lebih baik. Namun
peningkatan waktu luang sekarang menimbulkan masalah bagi banyak orang.
V. Menggunakan Waktu Luang Secara Positif
Saat ini, banyak yang menggabungkan
kekuatan untuk membawa kita lebih banyak waktu luang. Di satu sisi,
meningkatnya penggunaan komputer dan bentuk lain otomatis lebih banyak
dilakukan dengan pekerja lebih sedikit dan sedikit waktu. Pada saat yang sama,
memasuki pasar tenaga kerja untuk yang lebih muda, perempuan dewasa dan ancaman
minoritas mempertahankan tingkat pengangguran yang tinggi atau mengubah
distribusi pekerja. Rata-rata pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan
hari libur, dan janji jangka waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan.
Sementara inflasi, pajak yang lebih tinggi dan peningkatan biaya pendidikan
(dan hampir segala sesuatu yang lain) mengancam offset manfaat ini, tren jangka
panjang terhadap waktu bebas lebih banyak.
Kebanyakan orang menghabiskan begitu banyak
waktu luang dan kegiatan di tempat kerja, antara 30 dan 40 jam per minggu
rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan lebih dari 50 tahun menghabiskan
berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan
kegiatan dapat berkisar dari kegiatan di luar ruangan, aktif, seperti berjalan
dan bersepeda pencarian lebih pasif, interior, seperti menonton televisi.
Meskipun liburan disukai sedikit berbeda menurut umur dan jenis kelamin, serta
apa yang ada dalam mode, yang merupakan aktivitas yang paling populer di
kalangan populasi umum di urutan mengunjungi kebun binatang dan taman, piknik,
drive, berjalan atau berlari, berenang, sightecing , menghadiri acara olahraga,
olahraga bermain atau permainan, memancing dan alam berjalan (Indikator Sosial
III, 1980).
B. SELF-DIRECTED CHANGES
Self-directed changes adalah sebuah
teori yang mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang
lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Menurut SDCT (Self-Directed Change
Theory) ada 3 cara, yaitu sebagai berikut:
Ø Yang pertama, kita perlu
memunculkan rasa tidak puas terhadap kondisi aktual yan kita hadapi saat ini
(actual)
Ø Yang kedua, kita perlu
memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi ideal ang kita inginkan (ideal)
Ø Yang ketiga, kita perlu
memiliki konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk bergerak dari
kondisi aktual menuju kondisi ideal (Action Step)
Tiga langkah di atas harus berupa satu
rangkaian yang tak terpisah. Jika sampai terpisah, akibatnya malah akan jelek.
Misalnya, kita tidak puas dengan keadaan sekarang, tetapi rasa itu tidak kita
gunakan untuk memunculkan gambaran yang jelas tentang keadaan yang kita
inginkan dan tidak pula kita gunakan untuk mendorong mendorong aksi, apa
kira-kira yang akan terjadi? Yang paling berpotensi akan terjadi adalah akan
muncul konflik-diri tapi sebaliknya, jika kita sanggup mengelola
ketidakpuasan itu menjadi dorongan untuk mendinamiskan batin, pasti hasilnya
jauh lebih baik!
Self Directed Change meliliki beberapa
tahapan, diantaranya:
a. Meningkatkan
Kontrol Diri
Meningkatkan control diri yaitu, Kontrol diri
berkaitan dengan bagaimana cara seseorang mengendalikan emosi serta
dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Ketika seseorang ingin merubah
kebiasaannya terhadap perbedaan yang besar.
Contohnya: misalnya seorang perokok berat
yang ingin lepas dari kebiasaannya merokok.
b. Menetapkan
Tujuan
Menetapkan tujuan adalah mengubah hal yang
buruk menjadi lebih baik lagi. Kita harus menetapkan target unutk mempunyai
hidup yang lebih baik lagi.
Contoh: kita harus menahan keinginan kita
untuk merokok mungkin kita bisa mengganti rokok dengan permen-permen pengganti
rokok, dan sebagainya.
c. Pencatatan
Perilaku
Pencatatan perilaku maksudnya adalah kita
mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan kita.
Contoh: misalnya jika kita mempunyai kebiasaan
merokok, catat hal-hal apa saja yang mungkin mengganggu kita untuk tidak
merokok. Misalnya dengan menhindari teman yang sedang merokok. Mungkin akan
membantu kita untuk mempermudah godaan-godaan yang datang.
d. Menyaring
Anteseden Perilaku
Menyaring anteseden perilaku adalah
menuliskan kebiasaan-kebiasaan yang ingin kita perbaiki.
Contoh: selain merokok, misalnya kita
sering meminum minuman keras. Lalu kita tuliskan kebiasan tersebut untuk di
ubah menjadi lebih baik. Dari situ mungkin kita akan berpikir sebenarnya selama
ini baik atau burukkah kebiasaan tersebut untuk kesehatan kita!
e. Menyusun
Konsekuensi Yang Efektif
Jika kita sudah berhasil mengontrol kondisi
yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan meningkatkan pengendalian diri,
mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain dapat menerimanya.
f. Menerapkan
Pencana Intervenesi
Membandingkan seberapa berhasil kita
mencapai tujuan-tujuan yang kita kehendaki. Misalnya, menghitung berapa batang
atau bungkus rokok yang di hisap dari sebelum kita menerapkan tahapan-tahapan
ini sampai sudah menerapkan tahapan ini.
g. Evaluasi
Evaluasi adalah, melihat berapa besar
kemajuan yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik. Pastikan
setiap tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa terpenuhi
lebih baik kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat tercapai
dengan baik.
Referensi:
Gibbons Murice (2002) The Self-Directed Learning Handbook
Goleman, Daniel (2004) Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: PT Gramedia
Goleman, Daniel (1996) Emotional Intelligence ( Kecerdasan Emosional ). Jakarta: PT Gramedia
Ashar Suyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi,Jakarta 2008
Khavari, Khalil A., The Art of Happiness, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006
Farmawi,Muhammad.,Memanfaatkan Waktu Anak:Bagaimana Caranya?, Jakarta: Gema Insani Press, 2001
Jurnal Konsep Kepribadian, Iyus Yosep, SKp., MSi, Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD
Kesehatan mental, konsep,cakupan dan perkembangannya, Siswanto,S.Psi., M.S
Kesehatan mental, konsep,cakupan dan perkembangannya, Siswanto,S.Psi., M.S