Teori
Kepribadian Sehat
Tugas
ke 1
Nama
: restu rachmawati
Kelas
: 2PA16
Npm
: 17513443
A. Teori
Kepribadian Sehat
Kepribadian adalah kata yang begitu umum dipakai di
dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh
reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai keadaan. Untuk definisi
kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu kesepakatan definisi dari
keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan.
Sehat merupakan bagian dari harta manusia yang tak
ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk
makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat di pandang indah
untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal tersebut.
Gordon Allport
Kepribadian yang matang Oleh Gordon Allport:
Saat ini teori-teori Allport (tentang kepribadian
yang sehat) tetap relevan. Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang
sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:
1. Perluasan
Perasaan Diri
ketika seseorang menjadi matang, ia mengembangkan
perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan
sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari itu, ia harus memiliki
partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut
"partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport, aktivitas yang
dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut.
Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu
sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi partisipan
otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi diri kita.
Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas, orang, atau
ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk
pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran, dan
keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi Sosial
yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam
hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan
untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan
relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil
dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan
baik. Adaperbedaan hubungan cinta antara orang yang neurotis (tidak
matang) dan yang berkepribadian sehat (matang). Orang-orang neurotis harus
menerima cinta lebih banyak daripada yang mampu diberikannya kepada orang lain.
Bila mereka memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat. Padahal,
cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau
mengikat.
Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu,
merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan
kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia.
3. Keamanan
Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri.
Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan,
dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu,
kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak
berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi,
sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan
cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif.
Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar terhadap
kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap
tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu
memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang
sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak
terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih
baik daripada kaum neurotis.
4. Persepsi
Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif.
Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan
keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini
bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut
prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan
dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya
menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki
keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus
menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada
orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua
pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung
jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai
kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting dan
melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang
sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara
objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang
dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin
dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang. Demikian
juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat (sama)
dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin
matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan
gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki objektivitas teradap diri tak
mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain
negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima
dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui
humor yang sehat.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh
tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan
akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport
menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).
Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau
serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan
tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami
masalah kepribadian.
Ø Carl Rogers
Teori Kepribadian Sehat
Pendapat Rogers : Memahami dan menjelaskan teori
kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan
kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhya
A. Perkembangan kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers
menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat dan
perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke
waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan
kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat)
dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang
berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak
bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai
sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri orang yang
berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers
Pertama, orang yang sehat secara psikologis
akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai
sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia
–manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman
mereka, manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan
perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari
manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa
sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang
sebagaikehidupan eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai
kebutuhan untuk menipu diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat
orang lain kagum. Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap
kemampuan diri mereka untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang
lain. Kelima, manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa
batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar
ataupun yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan
pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk
kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila
diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak
akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa
agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena manusia masa depan terbuka dengan
semua pengalaman, mereka akanlebih menikmati kekayaan hidup dri pada orang
lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal ataupun menahan emosi mereka
.
Rogers meberikan lima sifat orang yang berfungsi
sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d. Perasaan bebas
e. Kreatifitas
Ø Abraham Maslow
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai
suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang
kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian.
Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang
melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua
motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”.
Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima
karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang
paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan
akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara.
Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta,
pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam
keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak
diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat
dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan
segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang
paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang lain-lainnya. Dengan
kata lain, seorang individu yang melarat kehidupannya, mungkin sekali akan
selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan ini
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa
yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan.
Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,
perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan
struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat
kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia
atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan
sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan
menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki
kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari
hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat,
kebutuhan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan
diantara kita ini tidak menyerah atau sama sekali tunduk kepada
kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi dalam pada itu juga kita merasa tidak
puas kalau jaminan dan stabilitas sama sekali tidak ada.
c. Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka
kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling
percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku.
Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan
tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan
relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya,
dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi
kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan
akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak
perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa
kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan
yang tak menentu. Maslow percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan
kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita
berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat
berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat untuk mengembangkan
perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan kesepian dan terisolasi,
meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
d. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan
akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal)
mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang
kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan
demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang
kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus
asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat
kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang
menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus
nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah
terpuaskan.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang
sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan
menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow
juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh
kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan
aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan
penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini
merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan
sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk
membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang
perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman
spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan
sisi kerohanian. Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat
dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan.
Dengan demikian perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus
dan terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih
suka memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep yang mendasar bagi teori maslow adalah
manusia di motivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk
seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak semata-mata bersifat fisiologis tetapi juga
psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan inti dari kodrat manusia, hanya
saja manusia lemah dan mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar,
kebiasaan atau tradisi yang keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek
instrinsik kodrat manusia yang tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu
kebutuhan dapat dikatakan sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat sebagai
berikut :
1. ketidak-hadirannya menimbulkan penyakit
2. kehadirannya mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi tertentu yang sangat komplek
dan dimana orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata
mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah atau secara
fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Suatu catatan yang diberikan oleh Maslow bahwa
meskipun kebutuhan manusia bertingkat-tingkat, namun jangan terlalu kaku
menanggapinya, mungkin saja orang yang belum terpenuhi kebutuhan makanannya
juga menginginkan rasa aman, atau orang yang belum sempurna rasa amannya juga
menginginkan kasih sayang atau orang pada tingkat rendah mungkin akan
terpuaskan hanya dengan makanan saja dan seterusnya.
Kepribadian sehat menurut Maslow:
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan
dirinya secara penuh (self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi
bagi self actualizinga-needs person, dengan nama metamotivation, meta-needs
B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk berkembang). Sementara
motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
· Metanees :
Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik
dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani, sederhana (simple)
· Metapologis
: Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa,
disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak
dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil
dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan
Mengenai self-actualizing person,atau orang
yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi kehidupan atau dunianya
sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya
2) Menerima dirinya sendiri, orang laindan
lingkungannya.
3) Bersikap spontan, sederhana, alami, bersikap
jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai komitmen atau dedikasi untuk
memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami orang lain).
5) Bersikap mandiri atau independen.
6) Memiliki apresiasi yang segar terhadap
lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai puncak pengalaman, yaitu suatu
keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan yang luar biasa. Pengalaman ini
cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki minat social, simpati, empati dan
altruis
9) Sangat senang menjalin hubungan
interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang lain
10) Bersikap demokratis (toleran, tidak
rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka dan
tidak takut salah).
Pandangan maslow tentang hakikat manusia yaitu
manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik,
dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia kepribadian itu
dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran
lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan self-actualization, Maslow
mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu siswa menemukan
identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1) Membantu siswa untuk mengeksplorasi
pekerjaan
2) Membantu siswa untuk memehami keterbatasan
(nasib) dirinya
3) Membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
tentang nilai nilai
4) Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini
berharga
5) Mendorng siswa agar mencapai pengalaman
puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan
kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).
Ø Erich Fromm
Erich Fromm yang pernah menuliskan “kita adalah
orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat
dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan sosial dan kultur begitu penting,
fromm percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat. Jadi kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah
suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang
membantu atau mengambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada salah satu
pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan
sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri.
Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua
kapasitas mereka.
· Pengertian
dasar dari teori fromm
Fromm adalah seorang teoretikus kepribadian yang
handal, beliau sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx.
Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang
sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan filsafat. Tema dasar dari semua tulisan
Fromm adalah orang yang merasa kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan
dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua
spesies binatang hal itu adalah situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari
ikatan-ikatan primer dengan orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa
terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang irasionalitas manusia, fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian dalam suatu
seri buku-buku yang sangat populer pada saat itu. Sistemnya menggambarkan
kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang
mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan
historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies manusia.
Fromm menulis “kita adalah orang-orang yang harus
menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat di mana kita hidup ”.
karena kekuatan sosial dan kultural begitu penting, from percaya bahwa perlu
menganalisis struktur masyarakat (masa lampau dan sekarang) dikarenakan
memahami struktur anggota-anggota individu dalam masyarakat itu. Jadi, kodrat
masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia.
Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya dengan individu. Apakah suatu
kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu
atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk
kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan
menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu kesehatan
psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan
dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu masyarakat
memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan
permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan
menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat
membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi
produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan
objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi
sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu
perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan
emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk
keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya kesempatan, kecenderungan yang
diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan individu berkembang untuk
menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut fromm, kita adalah makhluk yang unik dan
penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang sederhana, kita tidak
bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku
binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada mekanisme-mekanisme instinktif.
Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting antara manusia dengan binatang
adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
· Kepribadian
yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai seutuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan
takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi
produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang
matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep
itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi
manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu
merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri
sendiri.
Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat
dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi
produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang
produktif, kebahagian dan suara hati.
a. Cinta yang
produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana
rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang
produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih
sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian,
tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
b. Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c. Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif;
kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa
suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang
“dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling
luhur.
d. Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistik. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan
Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Sumber ; http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-sehat.html